Hidup di Asrama Pancur Kasih
Tinggal di asrama bisa dikatakan sebuah pilihan berani. Tak gampang tinggal di asrama, setiap anak dituntut disiplin. Namun, ada peluang mereka menjadi manusia yang bermutu.
Penggunaan ponsel berdampak kurang baik dalam perkembangan kepribadian anak. Terlalu sering menggunakannya, anak menjadi cenderung malas dan egois. Meski tidak dilarang, penggunaan ponsel dibatasi. “Sulit untuk memisahkan anak-anak dari ponsel, namun juga tidak bisa anak-anak menggunakannya tanpa dibatasi”, mengeluhkan kebiasaan anak-anak yang sulit dipisahkan dengan alat komunikasi. Menurutnya, melarang sama sekali penggunaan telepon seluler bukanlah solusi, namun dengan pengawasan dan pembatasan anak-anak diajarkan untuk memanfaatkan telepon seluler seperlunya. “Pembatasan penggunaan handphone dari sudut pandang rohani juga dimaksudkan agar mereka tidak menggeser Tuhan dalam hidup mereka. Kadang dijumpai banyak orang yang asik bermain handphone saat waktu berdoa.”
Setiap pagi hari, setelah ibadah harian di ruang doa asrama, anak-anak sarapan lalu berangkat ke sekolah. Anak-anak yang tinggal di asrama semuanya bersekolah di SMP/SMA Santo Fransiskus Asisi Pontianak. Sebagai alternatif tempat tinggal bagi siswa yang berasal dari daerah pedalaman. Anak yang tinggal di asrama memiliki kesempatan untuk bisa mandiri dan fokus belajar, karena setiap hal sudah terjadwal sehingga mereka dapat fokus dalam belajar”.
Asrama Pancur kasih terletak di Jalan Gusti Situt Mahmud, Gang Selat Sumba III, Siantan Tengah Pontianak Utara. Posisi ini tepat berada dalam Kompleks Sekolah Santo Fransiskus Asisi Pontianak. Dalam mengolola asrama ini, Yayasan Karya Sosial Pancur Kasih (YKSPK) memberi penekanan terhadap hidup doa setiap anak. Asrama ini tidak semua anak beragama Katolik tetapi ada yang beragama Kristen. Meski demikian, setiap anak diajarkan untuk dapat hidup bersama sebagai keluarga. “Di sini semua hidup bersama, anak-anak dilatih untuk hidup sebagai satu keluarga, sehingga setiap teman adalah saudara seperti saudara kandung sendiri.”
Di dalam asrama, semua kegiatan diadakan bersama, mulai dari makan, membersihkan asrama, dan belajar. Kebersamaan ini dijalankan untuk menanamkan nilai persaudaraan dalam diri setiap anak. Pendamping sedapat mungkin tidak mengawasi anak terus-menerus, mereka diajarkan untuk semakin dewasa dalam setiap hal yang dikerjakan. “Sejauh ini mereka dapat hidup bersama dengan baik, meski berasal dari berbagai daerah”.
Pilihan untuk tinggal di asrama bisa dikatakan sebuah pilihan yang berani. Anak-anak usia sekolah di zaman ini, umumnya lebih senang tinggal bersama keluarga di masa pendidikannya. Anak yang memilih tinggal di Asrama dituntut untuk disiplin dan rela dibimbing dalam aturan-aturan komunitas yang ketat. Manfaat yang jelas didapat selama tinggal di asrama adalah kesempatan untuk bisa belajar bersama banyak teman. Kalau ada yang tidak mengerti bisa bertanya kepada teman yang tinggal di asrama juga.
Tinggal di asrama bukan berarti meninggalkan setiap hobi yang sebelumnya dilakukan di rumah. meski tinggal di asrama dia tetap bisa mengikuti ekstrakurikuler. Manfaat yang jelas di dapat dengan tinggal di asrama adalah adanya jadwal bersama. Saya tahu kapan harus belajar dan kapan waktu untuk pribadi. Saya bisa mengatur jadwal lebih baik, kalau waktu belajar ya belajar bukanya bermain.
Kedisiplinan tidak gampang dimiliki tanpa ada latihan untuk melatih diri sendiri. berharap dengan pendidikan di asrama, akan menjadi cara yang baik untuk membentuk anak yang berdisiplin mumpuni. Sebagai pendamping, ia menginginkan anak-anak didikannya dapat mengambil manfaat dari setiap aturan yang berlaku di asrama. Setiap anak yang baru masuk di asrama, saya selalu bilang mereka hebat, berani memilih sesuatu yang berguna bagi hidup mereka. Menilai, dengan memilih tinggal di asrama, sudah menunjukkan keinginan mereka untuk menjadi anak ingin belajar disiplin. Ia menambahkan, disiplin dan juga kemandirian menjadi dua hal yang selalu ditekankan. Tidak gampang tinggal di asrama, mereka tahu risiko tinggal di asrama, namun tetap ingin mencoba karena mereka sadar bahwa ini berguna.”